Home

Senin, 30 Mei 2011

Sistem Saraf

BAB I
                                                          PENDAHULUAN                          
1.1  Latar Belakang Teoritis
Sistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol utama tubuh, selain sistem endokrin. Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf yang dibentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel saraf – neuron aferen, neuron eferen, dan antar neuron. Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Saraf pusat tediri dari otak dan medulla spinalis yang berlokasi di cranium dan kanalis vertebralis ( dilindungi oleh tulang ) dan sistem saraf tepi yang meliputi semua jaringan saraf yang lain.
Sistem saraf pusat menerima semua rangsangan saraf yang berasal dari luar tubuh (eksteroseptif) dan semua impuls-impuls saraf dari tubuh (interoseptif) dan bertindak sebagai pusat integrasi dan komunikasi. Sistem saraf tepi (perifer) melayani hubungan antara semua jaringan-jaringan dan organ-organ lain dengan sistem saraf pusat. Secara fungsional, sistem saraf di bagi menjadi bagian –bagian somatik dan otonom, yang masing-masing terdiri atas bagian pusat dan bagain tepi (perifer)
            Bagian somatik , mengenai struktur-struktur yang merupakan derivat dari somit-somit embrio yaitu otot-otot,tulang, dan kulit. Sistem saraf autonom mensarafi otot polos dan otot jantung serta kelenjar-kelenjar tubuh; secara luas, fungsi saraf autonom ini berdiri sendiri, terpisah dari sistem saraf yang lain.
            Pada neuron, ada dua sifat protoplasma yang berkembang tinggi sifat itu yaitu iritabilitas, yang merupakan kapasitas untuk memberikan jawaban (respon) terhadap rangsang fisik dan zat-zat kimia dengan permulaan suatu impuls, dan konduktivitas yaitu kemampuan untuk menghantarkan impuls tersebut. Jadi neuron mudah terangsang dan bereaksi terhadap rangsangan, sering oleh rangsangan atau hambatan dari lain neuron yang berkontak dengannya. Kontak-kontak khusus demikian antar neuron-neuron di sebut sinaps. Sekalipun neuron yang berbeda jenisnya, dan berbeda tempatnya, memperlihatkan dengan jelas perbedaan bentuk dan besar, semuanya pada dasar mempunyai persaamaan bentuk. Masing-masing mempunyai perikarion dan soma, badan sel utama yang mengandung inti-inti dan satu atau lebih (biasanya) cabang-cabang sel yang ramping, sering amat panjang dan bercabang-cabang. Cabang-cabang itu ada dua jenis. Dendrit biasanya bercabang dan banyak, bersama dengan perikarion membentuk daerah utama untuk menerima rangsangan, terlihat sinaps-sinaps dengan sel saraf yang lain serta percabangannya. Akson lebih ramping dari pada dendrit, dan hanya satu timbul dari setiap soma,  akson dapat bercabang disebut kolateral dan mereka menyebarkan rangsangan (impuls) ke sel saraf lain atau jaringan seperti kelenjar dan otot. Jadi neuron terpolarisasi, rangsangan diterima dendrit dan badan sel dan akson menghantarkan rangsangan sel-sel lain. Kebanyakan neuron sesuai dengan pola tersebut. Perikarion kebanyakan neuron terletak dekat susunan saraf pusat, mungkin memperluaskan atau memperpanjang, atau dapat terletak seluruhnya di luar susunan saraf pusat.
1.2  Kata Sulit
  1.       Amnesia
  2.       Demensia
  3.     Gerak refleks
  4.     Short Term Memory (memori jangka pendek)
  5.    Long Term Memory (memori jangka panjang)
1.3 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan memori ?
2.      Apa saja jenis-jenis gangguan memori ?
3.      Bagaimana proses terjadinya gerak refleks ?
1.3  Hipotesa
  •   Ishak tidak dapat mengingat lagu yang baru didengarnya dengan baik hal ini mungkin disebabkan adanya gangguan memori ( Short Term Memory)
  •  Ishak dapat mengambil handuknya secepat kilat hal ini di sebabkan karena adanya gerak refleks (poly sinaps)



BAB II
TEORI
2.1 Aspek Anatomi
Sistem saraf adalah serangkai organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sel-sel ini memiliki processus percabangan yang panjang (serabut saraf) yang dapat mengirimkan impuls saraf. (A&F, Cambridge.39)
Organisasi struktural sistem saraf dapat dibagi menjadi dua yaitu (1). Sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral, (2). Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranal dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf aferen dan eferen.
v  Sistem saraf pusat terdiri dari:
v  Otak (Encephalon):
·         Cerebrum (telencephalon & diencephalon)
·         Cerebellum
·         Truncus Encephali (mesencephalon, pons, & medulla oblongata)
v  Medula spinalis.
(Terapung dalam cairan serebrospinal dalam kanalis spinalis kolumnar  veterbrata. Medula spinallis memanjang  dari foramen magnum tulang tengkorak ke discus invertebrate lumbal ke-dua).
v  Embriologi SSP
Asal:  Neuroectidermà Neural Plateà Neural Tube:
-          Neuroporus anterior (menjadi otak & dimulai dengan timbul 3 gelembung otak)
-          Neuro porus posterior (menjadi medulla sinalis)
Cerebrum adalah bagian terbesar otak, terdiri dari dua belahan yaitu: Hemisphere Cerebri Dextra dan Hemisphere Cerebri Sinistra yang dihubungkan dengan substansi alba disebut Corpus Callosum. Hemisphere cerebri dipisahkan oleh suatu celah yang disebut fissuralongitudinalis cerebri, dimana ke dalamnya terjulur  falks cerebri.  Pada serebrum, tepatnya di korteks cerebri, terdapat area-area khusus yang dibagi berdasarkan area Boardman (47 area). Area-area tersebut mempunyai fungsi masing-masing, contohnya:
-          Visual area (area 17)
-          Auditory Area (area 41 dan 42)
-          Speech area = Broca area (area  44).
v  Rhiencephalon:
Rhiencephalon (limbic system) adalah suatu stuktur yang mengelilingi bagian rostral truncus encephali (brain stem).
Makroskopisnya meliputi:
-          Gyrus Subcallosus
-          Gyrus cinguli
-          Gyrus  Parahippocampi dan formati hippocampi
-          Isthimus dan gyrus sekitar tractus olfactorius.
v  Peranan utama sistem limbik:
-          Mempengaruhi tingkah laku dan emosional
v  Bekerja sama dengan :
-          Aktivitas emosional yang melayani diri sendiri.
Contoh: Makan, berkelahi
-          Aktivitas Viceral
-          Mekanisme daya ingat
-          Beberapa aktivitas dalam hypothalamus seperti regulasi sekresi hormon.
v  Struktur Medula spinalis:
Saraf-saraf spinal dibentuk dari dua saraf, yaitu: radiks saraf posterior dan radiks saraf anterior. Dan sebagian juga terdiri dari area substansia grisea yang terdiri dari kelompok badan sel yang terletak di tengah medulla spinalis dan tersusun dalam konu anterior dan posterior, serta area substansia alba terdiri atas serabut saraf, berwarna putih karena selaput myelin dari serabut saraf. Substansia ini terletak perifer dan mengandung saluran saraf assendens ke otak, dessendens dari otak dan menghubungkan berbagai tingkat medulla.
v  Refleks saraf:
Kerja refleks saraf adalah respon involunter yang cepat terhadap stimulus sensori. Dasar anatomis dari refleks adalah refleks yang terbentuk dari komponen berikut: (A&F, Cambridge,54). Reseptor sensori (yang menerima impuls) à Serabut sensoris (dengan badan selnya pada ganglion radiks posterior)  à Satu neuron konektor (atau yang lebih mentransmisikan impuls ke neuron motorik) à Serabut saraf motorik à Suatu efektor (misalnya kelenjar atau efektor).
Percabangan dari saraf sensoris menjalar melalui neuron konektor saraf motorik dari otot antagonis suatu gerakan refleks, untuk menghambatnya dan ke otot ke sinergis untuk memungkinkan terjadinya gerakan dengan halus. Percabangan dari semua neuron sensoris bergerak ke atas (assendens) ke medulla spinalis dan impuls dapat secara langsung mencapai korteks dan menghasilkan kesadaran refleks yang disengaja (tetapi diperlambat). Refleks tendon (seperti kejutan lutut) adalah hal yang tidak biasa dimana tidak terdapat neuron konektor. Saraf sensori dari berkas otot terangsang oleh regangan mendadak. Refleks ini bersinaps langsung dengan neuron motorik serabut otot dari otot yang sama yang beraksi untuk menyebabkan otot menahan saat direnggangkan.
Refleks lain, seperti refleks postural kompleks melalui mana tubuh mempertahankan keseimbangannya, melibatkan banyak tingkat dari medulla spinalis, batang otak, dan cerebellum.
v  Sistem saraf tepi  (perifer)  terdiri dari:
Sistem saraf perifer yang terdiri dari SSP yang menjalar ke seluruh tubuh sebagai saraf perifer.
a.       Saraf Kranial
b.      Saraf Spinal
c.       Ganglion
v  Saraf-saraf tersebut adalah:
ü  Saraf-saraf cranial
12 pasang saraf cranial yang timbul dari batang otak untuk mempersarafi sebagian besar kepala dan leher.
ü  Saraf-saraf spinal
31 pasang yang timbul dari medula spinalis untuk mempersarafi batang tubuh dan anggota gerak.
ü  Saraf-saraf spinal membentuk pleksus alat gerak, tempat dimana berkas saraf saling berpotongan.
v  Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi:
-          Sistem saraf somatik (volunter) yang berhubungan dengan impuls ke anggota gerak dan dinding tubuh.
-          Sistem saraf autonom (involunter) yang berhubungan dengan impuls ke visera dan ke pembuluh darah.
Banyak neuron-neuron secara individual  menembus batasan pembagian ini dan sistem saraf berfungsi dalam koordinasi dan cara yang menyatukan.
2.2 Aspek Histologi
v  Neuron
Setiap neuron terdiri dari sebuah badan sel (perikarion atau soma) dan satu akson serta beberapa dendrit. Suatu neuron dengan satu cabang keluar dari badan sel disebut unipolar. Cabang biasanya mempunyai beberapa percabangan beberapa fungsinya menerima sebagai dendrit, lainnya adalah akson.
v  Perikarion ( soma )
Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma sekelilingnya mempunyai fungsi reseptif. Pada kebanyakan neuron, ia menerima rangsangan yang di bangkitkan dalam saraf-saraf lain, tetapi peran utamanya adalah sebagai pusat trofik atau pemberi makanan sel-sel, mensuplai organel dan makromolekul sampai ke cabang-cabangnya. Diameter badan sel biasanya besar sampai 135 mikrometer (µm) walaupun beberapa perikarion diameternya hanya 4 mikrometer. Bentuknya tergantung pada jumlah dan orientasi dari cabang percabang sitoplasmanya. Pada sel pseudounipolar bentuknya globular, pada sel-sel bipolar bentuknya memanjang dan seperti kumparan dan pada sel-sel multipolar bervariasi dari bentuk bintang sampai piramidal dan globular.
v  Percabangan sel saraf
Seperti telah dijelaskan terlebih dahulu, percabangan sel saraf adalah perpanjangan sitoplasma badan sel saraf, berkembangan untuk melayani jalannya konduksi dan untuk mendapatkan daerah permukaan kontak yang lebih besar.
ü  Dendrit
Sel saraf ganglion sensorik (sel-sel ganglion unipolar dan sel ganglion bipolar) mempunyai satu dendrit yang menyerupai akson. Kebanyakan sel-sel saraf mempunyai banyak yang secara struktural menyamai perikarion. Memang sering sukar untuk mengenali tempat dendrit mulai dan perikarion berakhir. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang, cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya dari pada batang utama. Batang utama dendrit-dendrit mengandung badan nissl, mitokonria, dan juga diktioson kecil, tetapi kandungan retikulum endoplasma dan ribosom berkurang oleh percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang lebih kecil dan lebih ramping.
            Pada kebanyakan neuron, dendrit tampak bermanik-manik, dendrit-dendrit yang diliputi oleh banyak cabang kecil-kecil seperti duri disebut duri dendritik (spina), yang khususkan untuk hubungan sinaps. Umumnya, duri-duri mempunyai tangkai yang pendek, ramping, panjangnya 0,5-2,0 µm, duri dendrit dapat mengandung beberapa mikrotubul dan sesuatu yang disebut alat duri (asparat spina) yang dibuntuk oleh satu atau lebih struktur vesikuler atau membranosa seperti kantong yang diselang seling oleh pita bahan kedap elektron
ü  Akson
Akson atau “axis cylinder” merupakan cabang tunggal, silindris timbul dari badan sel saraf pada daerah yang disebut akson hilock. Bagian substansi atau segmen, permulaannya sering merupakan bagian tersempit. Akson tidak mengandung kromofil tetapi mengandung banyak neurotubul dan neurofilamen yang berjalan dari perikarion berpermulaan segmen. Pada permulaan segmen yang tidak bermielin dalam akson yang bermielin, terdapat suatu “undercoat” pada elektron sebesar 20 nm, ke plasmalema (aksolemma), dan mikrotubul barkaitan dengan jembatan silang kecil.
Pada umumnya permukaan akson licin, dengan diameter uniform biasanya lebih langsing, lebih panjang dan lebih lurus daripada dendrit, diameter variasi mulai kurang dari satu micron (mikrometer) sampai beberapa micron dan panjangnya bervariasi mulai dari satu fraksi dari mn sampai lebih dari 1 meter. Sepanjang perjalanannya suatu akson mungkin mengadakan percabangan-percabangan atau kolateral-kolateral, (mungkin juga tidak). Cabang-cabang ini keluar dari akson dengan sudut tegak lurus dekat akson hilock. Pada akson plasma terlihat sedikit organel, dengan mitokondria, neuro tubul,dan neuro filament, seperti juga pada dendrit, mikrotubul berperan dalam transport. Protein-protein baru di bentuk di dalam perikarion dan organel, lewat ke dalam akson dan dendrit-dendrit.
v  Neuroglia
Sebagaimana namanya menunjukan (neuron=saraf,glia=lem), jarinagn ini berfungsi untuk menyatukan SSP. Neurolema, kapsula, dan sel-sel satelit pada susunan saraf perifer agaknya berfungsi sama pada susunan saraf perifer serupa fungsi neuroglia pada susunan saraf pusat. Sel neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya intinya terlihat pada saat sediaan rutin. Inti berdiameter antara 3 – 10 um, kurang lebih sebesar neuron-neuron yang paling kecil. Jadi neuroglia paling baik di pelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel.
Neuroglia mencakup (astrosit dan oligodendrosit) (makroglia), mikroglia, dan sel-sel ependim. Sel-sel ini menghasilkan mielin, bersifat fagostik, dan merupakan kerangka penyokong bagi neuron-neuron. Bersama-sama mereka dapat dipandang sebagai suatu sistem dinamik bermakna fungsional dalam pertukaran metabolik antara neuron-neuron sistem saraf pusat dan lingkungannya. Beberapa sel glia dapat berpindah-pindah tempat dan berbeda dengan neuron, tetap mempunyai kemampuan membelah.


v  Makroglia
ü  Astrosit
Sebagaimana namanya menunjukan astrosit-astrosit adalah sel-sel berbentuk bintang dengan banyak cabang-cabang sitoplasma hanya terlihat dengan tehnik impregnasi. Intinya besar, bulat atau lanjong dan pucat ( vesicular ). Nukleoli tidak jelas. Sitoplasmanya mengandung ribosom, komplek golgi, “dense bodies” atau lisosom, dan filamen-filamen sitoplasmik. Filamen-filamen ini terdapat dalam gabungan, terentang dari proses cabang sitoplasma plasmik satu ke proses cabang lainnya melalui sitoplasma perinuklir dan berdiameter 8-9nm
ü  Oligodenrosit
Oligodenrosit, disebut juga sebagai oligodendroglia, lebih kecil daripada astrosit dengan cabang-cabang sel yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong sering agak tidak teratur dan heterokromatik. Sitoplasmanya sedikit tampak sebagai pinggiran perinuklir. Dengan mikroskopi elektron, sitoplasma umumnya lebih padat dari pada astrosit dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar apparatus golgi yang luas dan banyak mitokondria juga terdapat banyak mikrotubulus yang meluas kedalam cabang sitoplasma. Oligodendrosit terdapat terutama dalam dua lokasi: didalam substansi grisea berhubungan erat dengan perikarion dari neuron (sel-sel satelit perineuronal), dan diantara berkas akson didalam subtansia alba (intervascicular oligodenrocytes)
v  Mikroglia
Menurut sejarah, mikroglia merupakan sel kecil agak memanjang dengan cabang menyerupai duri. Jumlahnya sedikit, dan diduga ia berasal dari mesoderm. Sedangkan semua jenis neuroglia lainnya adalah ektodermal. Mikroglia terletak didalam subtansi grisea dan substansi alba. Biasanya dekat pembuluh darah. Mikroglia dianggap menjadi sumber utama sel-sel fagosit didalam susunan saraf pusat.


v  Ependim
Keseluruhan sistem saraf pusat berkembang sebagai suatu selinder kosong- tubaneuralis-dan rongga-rongga masih tetap ada pada orang dewasa sebagai fentrikel otak dan kanalis sentralis medulla spinalis. Yang melapisi rongga-rongga ini adalah ependim, yang tetap mempertahankan sifat-sifat epitelial semasa permulaan kehidupan embrio. Pada embrio, sel ependim itu bersilia tetapi pada orang dewasa sel itu ternyata termasuk jenis epitel kuboit dengan sedikit silia.
v  SEREBRUM
Di dalam hemisfer serebrum, substansia grisea terdapat di permukaan berupa korteks serebri dan di tengahnya, dikelilingi substansia alba, sebagai ganglia atau nuklei.
Permukaan hemisfer berkelok-kelok, yang berarti memperluas daerah permukaan, lipatan-lipatan yang menonjol itu disebut gyri dengan lekukan-lekukan pemisah atau sulsi. Luas permukaan korteks itu sekitar 200.000 mm2 dan tebalnya bervariasi antara 1,5 sampai 4 mm, berisikan sel-sel saraf, serat-serat saraf, neuroglia, dan pembuluh darah. Sebagian sel itu berbentuk piramid, bercabang-cabang (stelata) (granula), dan berbentuk fusiformis atau seperti kumparan. Mereka tersusun berlapis-lapis sehingga pada potongan dapat dibedakan enam lapisan. Dari permukaan ke dalam lapisan-lapisan itu adalah:
(1)   Lapis molekuler, terdiri terutama atas serat-serat yang berasal dari sel-sel lapis lebih dalam, yang berjalan paralel terhadap permukaan, dan sedikit badan sel saraf kecil.
(2)   Lapis granular luar, terdiri atas badan-badan sel saraf kecil berbentuk segitiga.
(3)   Lapis sel-sel piramid, terdiri atas sel-sel piramid besar dan banyak sel granula kecil.
(4)   Lapis granula dalam, terdiri ats sel-sel granula bercabang (stelata) halus.
(5)   Lapis piramid dalam atau lapis ganglion, terdiri atas sel-sel piramid besar dan sedang.
(6)   Lapis sel-sel multiform atau polimorf terdiri atas sel-sel dengan macam-macam bentuk.

Perlu ditegaskan bahwa lapis-lapis itu saling berbaur dan bahwa semua lapis-lapis itu saling berbaur dan bahwa semua lapis-lapis itu mengandung neuroglia. Jadi sel-sel itu terletak di dalam neuropil, suatu anyaman halus serat-serat saraf terbuka dan cabang-cabang sel neuroglia. Tebal macam-macam lapis itu berbeda-beda pada daerah-daerah korteks serebri, sehubungan dengan fungsi khusus masing-masing daerah itu.
Substansia alba di bawah korteks kelabu itu terdiri atas gabungan serat-serat saraf bermielin yang menyebar ke segala arah. Serat-serat itu tentunya ditunjang oleh neuroglia dan, secara fungsional, terbagi dalam tiga kelompok. Sebagian serat-serat menghubungkan macam-macam bagian korteks pada satu hemisfer dan disebut serat-serat asosiasi. Yang lainnya lagi menghubung-hubungkan bagian-bagian korteks pada hemisfer satu dengan daerah-daerah pada hemisfer sebelah dan disebut serat-serat komisural. Serat-serat proyeksi menghubungkan korteks dengan pusat-pusat di bawahnya.
v  MEDULA SPINALIS
Medula spinalis pada potongan melintang terlihat berbentuk lonjong bagian posteriornya terbagi secara tidak sempurna oleh septum mediana dorsalis menjadi belahan kiri dan kanan, sedangkan pada bagian anteriornya terdapat suatu celah longitudinal dalam yang disebut fisura mediana anterior (ventral). Seluruh medula dikelilingi piamater yang meluas sampai ke dalam visura mediana anterior. Walaupun ada variasi dalam bentuk dan susunan pada tingkatan yang berbeda-servikal, torakal, lumbal dan saklar-polar dasar medula spinalis tetap sama. Pada semua tingkatan pada bagian tengah potongan melintang, terlihat suatu daerah berbentuk H yang merupakan substansia grisea terdiri atas sel-sel saraf. Pada tiap belahan kedua tungkai H itu disebut kornu anterior dan kornu posterior. Selain itu sepasang segmen torakal dan satu atau dua segmen lumbal atas terdapat pula suatu kornum lateral dari substansi grisea. Kanal sentral, yang dilapisi ependim terdapat pada batang horisontal daripada H. Badan-badan sel saraf terletak berkelompok di dalam substansi glisea, neuron motorik yang besar-besar terdapat di kornum anterior. Substansia alba, terbentuk dari serat-serat saraf, mengelilingi substansia glisea yang terbagi atas jalur-jalur memanjang atas unikuli. Diantara kornu posterior substantansi glisea dan septum mediana dorsalis terdapat funikulus posterior atau dorsalis. Bagian-bagian lain substansia alba dibagi oleh kornum anterior dari akar-akar saraf dan fisura mediana anterior ke dalam berturut-turut kolumna lateral dan ventral. Diantara ujung kornu posterior dan permukaan medula spinalis terdapat daerah kecil substansia alba dengan serat-serat halus, disebut zona lissaueer.
Sel-sel pada substansia grisea bersifat multipolar. Akson-akson yang berasal dari beberapa diantaranya meninggalkan medula sebagai serat-serat akar ventralis; yang lain menyalurkan aksonnya ke dalam substansia alba pada belahan yang sama dan belahan sebebelahnya; yang lain lagi memiliki akson-akson pendekat yang berakhir pada neuron-neuron dekat asalnya, terbatas pada substansia grisea (golgi tipe II). Substansia alba pada umumnya tidak mengandung badan-badan sel saraf atau dendrit-dendrit dan terbentuk oleh sel-sel saraf bermielin dan tidak bermielin. Pada permukaan medula terdapat daerah marginal sempit yang hanya diisi neuroglia.
v  SARAF TEPI
Saraf tepi disusun oleh berkas-berkas serat saraf, yang dipersatukan oleh jaringan ikat dan mencakup saraf-saraf spinalis yang berhubungan dengan medula spinalis dan saraf kranial yang berhubungan dengan otak. Kebanyakan saraf tepi nampak putih karena mengandung serabut-serabut bermielin, walaupun kebanyakan mengandung juga serabut tidak bermielin.
Kebanyakan  saraf adalah campuran, mengandung serat-serat saraf sensorik (aferen) dan motorik (eferen), walaupun serat-serat tersebut sukar dibedakan berdasarkan stukturnya; sebagian hanya sensorik, sebagian motorik. Mengelilingi keseluruhan saraf terdapat selubung jaringan ikat yang relatif kuat, dan disebut epineurium. Epineurium tersusun dari fibroblas dan serat kolagen yang terutama tersusun secara longitudinal, dan sedikit serat elastis. Epineurium berisi pembuluh-pembuluh darah utama (besar) untuk saraf. Di dalam Epineurium, serat-serat saraf tergantung membentuk  berkas atau fasikulus. Masing-masing berkas diselubungi oleh selubung jaringan ikat yang disebutn perineurum, selubung perineurum disusun oleh lapisan-lapisan atau lembaran konsentris terdiri dari sel-sel serupa fibroblas yang gepeng, tiap lapisan setebal satu sel. Diantara sel yang bersebelahan di dalam satu lapisan itu terdapat taut kedap (occluding junction) sehingga tiap lapisan merupakan sebuah silinder sempurna mengelilingi berkas saraf (fasikulus), dengan lamina basal di antara lapisan-lapisan selular. Jumlah lapisan konsentris berkurang, bila saraf bercabang dan menjadi lebih kecil, dan lapisan terakhir berhenti segera sebelum sampai ujung saraf. Bila ditelusuri ke sentral, perineirium merupakan lanjutan membran araknoid-pia dari susunan saraf pusat. Perineurum berfungsi sebagai sawar terhadap keluar masuknya materi dari fasikulus saraf. Di dalam perineurium terdapat untaian jaringan ikat halus yang meluas sekeliling dan di antara serabut saraf masing-masing. Inilah endoneurum disusun oleh serat-serat kolagen dan retikulin halus, dan fibroblas panjang dan gepeng. Endoneurium berhubungan erat sekali dengan neurolema, walaupun ia dipisahkan oleh lamina basal yang mengelilingi sel-sel neurolema.
Saraf tepi sangat vaskuler berasal dari cabang-cabang arteri yang berdekatan yang memasuki epineurium, beranastomosis, dan jalannya terutama longitudinal. Dari cabang-cabang ini, pembuluh-pembuluh kecil masuk ke dalam perineurium dengan banyak jala kapiler yang berlokasi dalam endoneurium, dan disitu terdapat juga pembuluh limfa.
2.3 Aspek Fisiologi
v  IMPULS SARAF
A.    Potensial istirahat (Potensial membran).
Sel saraf yang sedang beristirahat, seperti sel lain dalam tubuh, mempertahankan perbedaan potensial listrik (Voltase) pada membran sel diantara bagian dalam sel dan cairan ekstraselular disekililing sel. Voltase dalam sel relatif dalam keadaan istirahat berkisar antara -50 milivolts (mV) sampai -80 mV terhadap voltase di luar, bergantung pada kondisi neuron dan ekstraselular yang mengelilingi sel.
1.      Membran sel dalam keadaan istirahat dianggap bermuatan listrik, atau terpolarisasi. Keadaan terpolarisasi ini dapat dibuktikan dengan menempatkan elektroda menit di dalam dan di luar membran.
2.      Polarisasi (potensial istirahat) disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (Na+) dan kalium (K+) yang tidak seimbang didalam dan diluar sel, serta perbedaan permeabilitas membran terhadap ion ini dan ion lain.
a.       Membran neuron sangat permeabel terhadap ion K+ dan klor (Cl-), serta  relatif impermeabel terhadap ion Na+.
b.      Membran ini impermeabel terhadap molekul protein intraselular besar yang bermuatan negatif.
c.       Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel lebih tinggi dari pada di luar membran sel; konsentrasi ion Na+ di luar membran sel lebih tinggi dari pada di dalam sel .
d.      Karena tingkat permeabilitas membran terhadap ion K+ sekitar 75 kali lebih besar daripada terhadap ion Na+, maka difusi ion K+ keluar dari sel lebih cepat daripada difusi ion Na+ kedalam sel.
e.       Saat ion K+ bermuatan positif keluar dari sel, ion tersebut meninggalkan molekul protein bermuatan negatif yang terlalu besar untuk dapat berdifusi melalui membran. Hal ini mengakibatkan bagian dalam sel mengalami elktronegativitas.
3.      Difusi dan transpor aktif (pompa natrium-kalium) bertanggung jawab untuk pergerakan ion melewati membran plasma.
1)      Difusi terjadi melalui saluran dalam membran sel bergantung pada gradien konsentrasi ion setiap unsur.
1)      Beberapa saluran bersifat pasif dan selalu terbuka sehingga memungkinkan jalur bebas untuk beberapa ion.
2)      Beberapa saluran lain merupakan saluran (gerbang) aktif, dikendalikan oleh gerbang ion, yang spesifik untuk masing-masing ion. Saluran gerbang terbuka dan tertutup saat merespons berbagai stimulus.
3)      Gerbang tersusun dari molekul protein bermuatan yang menambah ketebalan membran dan mengalami pengubahan bentuk saat membran distimulasi.
4)      Gerbang ion diatur berdasarkan voltase; penutupan dan pembukaan gerbang bergantung pada perubahan potensial membran.
5)      Semua saluran gerbang bervoltase tertutup saat keadaan potensial membran istirahat.
6)      Pengeluaran ion K+ melalui saluran tanpa gerbang yang selalu terbuka mengakibatkan permeabilitas yang besar terhadap K+ pada membran sel yang sedang beristirahat.
2)      Transpor aktif ion Na+ dan K+ melawan gradien konsentrasinya dapat mempertahankan kondisi potensial istirahat.
  1). Pompa natrium-kalium dependem ATP mencegah terjadinya kesetaraan sesaat ion Na+ dan K+ yang melewati membran plasma dan hanya terjadi melalui difusi
 2). Pompa ini terdiri dari protein yang berperan sebagai ion carrier dalam membran sel
3). Protein ini membawa tiga ion Na+ keluar dari  sel untuk setiap dua ion K+ yang dipompa masuk, sehingga perbedaan konsentrasi dapat dipertahankan.
B.     Perambatan Impuls Saraf
1.      Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar disepanjang serabut saraf dengan kecepatan dan amplitudo yang tepat.
2.      Arus listrik lokal menyebar kearea membran yang berdekatan. Hal ini menyebabkan gerbang natium membuka dan mengakibatkan gelombang depolarisasi menjalar disepanjang saraf.
3.      Dengan cara ini, sinyal, atau impuls saraf, ditransmisi dari satu sisi dalam sistem saraf kesisi lain.
v  GERAK REFLEKS
A.    Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter (misalnya, denyut jantung, pernafasan, aktifitas pencernaan dan pengaturan suhu) dan respons otomatis (misalnya, sentakan akibat suatu stimulus nyeri atau sentakan pada lutut) merupakan kerja refleks.

B.     Semua lengkung (jalur) Refleks terdiri dari Komponen yang sama.
1.      Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
2.      Jalur aferen melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak medula spinalis.
3.      Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP. Impuls dapat ditransmisi, di ulang rutenya, atau dihambat pada bagian ini.
4.      Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.
5.      Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung atau otot polos atau kelenjar yang merespon.
C.     Refleks yang paling simpel adalah lengkung refleks ipsilateral monosinaptik, atau dua neuron disebut juga refleks perenggangan.
1.      Monosinaptik berarti hanya ada satu sinaps yang terjadi antara neuron motorik dan neuron sensorik.
2.      Istilah ipsilateral berarti bahwa kedua neuron berterminasi di sisi yang sama pada tubuh.
3.      Refleks patelar, knee-jerk, merupakan salah satu contoh refleks perenggangan yang di pakai dalam pemeriksaan neurologis.
a.       Jika tendon pateral diketuk spindel otot (reseptor sensorik) pada otot kuadriseps tungkai akan mengirim impuls melalui badan sel neuron sensorik (terletak dalam radiks dorsal ganglia) menuju substansi abu-abu medula spinalis.
b.      Neuron sensorik bersinapsis dengan neuron motorik, yang mentransmisi impuls kuadriseps tungkai, mengakibatkan kontraksi otot dan ekstensi tungkai pada lutut.
D.    Sebagian besar refleks (selain refleks perenggangan) adalah refleks polisinaptik atau multisinaptik. Refleks ini mengandung paling sedikit tiga neuron dan dua sinaps dengan satu interneuron penghubung atau interneuron (neuron penghubung atau internunsial) diantara neuron sensorik dan motorik.
1.      Refleks sentakan atau refleks fleksor yang terjadi akibat stimulus nyeri bersifat melindungi dan berlangsung dalam tubuh sama banyaknya dengan refleks perenggangan.
2.      Refleks ekstensor bersilangan, yang berkaitan erat dengan refleks fleksor, merupakan ekstensi lengan secara kontral lateral yang terjadi akibat terfleksi dengan pada sisi ipsilateral.
E.     Pada refleks yang lebih kompleks, sinyal sensorik yang diterima dari mata, telinga, kulit atau reseptor sensorik yang lainnya diinteraksikan dengan unsur integratif dan unsur motorik lainnya. Refleks kompleks ini juga melibatkan memori yang tersimpan dari pengalaman sebelumnya.
2.4  Aspek Biokimia
A.    STRUKTUR SEL-SEL SARAF
ü  Sel saraf mempunyai struktur yang karakteristik
ü  Dari badan sel keluar lanjutannya yg bercabang-cabang, disebut dendrit dan akson
ü  Melalui dendrit, neuron dapat menerima rangsangan, kemudian rangsangan diteruskan ke akson.
ü  Akson sering dikelilingi oleh sel Schwann yg diselubungi oleh suatu sarung yg disebut mielin
ü  Sarung mielin, merupakan isolator listrik yg sangat khas untuk akson
v  Jaringan saraf banyak mengandung lemak dan air.
Protein di jaringan saraf terdiri dari:
ü  Albumin
ü  Globulin
ü  Kolagen
ü  Nukleoprotein
ü  Neurokeratin.
v  Senyawa penting dalam otak adalah
ü  Glutamat dan glutamin
ü  Serotonin
B.     PERANAN ASAM GLUTAMAT ADALAH
  1. Penyedia senyawa gamma amino butirat, untuk aktivitas fikiran seseorang. Pembentukan senyawa tersebut melalui reaksi dekarboksilasi asam glutamat, yang dikatalisis oleh enzim glutamat dekarbosilase dengan koenzim vitamin B-6.
B.     Mencegah jaringan otak mengalami keracunan ammonia dengan cara pengikatan ammonia oleh asam glutamat terbentuklah glutamin.
C.     SEROTONIN
ü  Senyawa ini dikenal sbg ‘5-OH-Tryptamin (trombositin = enteramin).
ü  Tidak hanya terdapat di otak, tetapi dijumpai di paru, trombosit dan sel mast.
Fungsinya:
ü  Sebagai vasokontriksi dan stimulator aktivitas otak.
ü  Serotonin di jaringan otak diikat oleh protein, dan bila ada rangsangan, serotonin dilepaskan.
v  Kerjanya:
Tidak lama sebab diuraikan secepatnya oleh MAO (mono-amino oksidase) sehingga menghasilkan metabolit 5-HIAA (5- Hydroxy Indole acetic acid) yang akan diekskresikan ke dalam urine.
Di klinik Obat MAO inhibitor : Iproniazid : Isokarboksazid, Mebanazin, Nialamid; Pargylin; Phenelzine; Phenilperazine; Phenoksi; Propazine.
v  LANGKAH-LANGKAH PEMINDAHAN SINYAL.
ü  Pada saat potensial aksi mencapai membran sinaptik maka
ü  Kanal Ca+ yg diatur oleh tegangan terbuka
ü  Ion Ca+ dari daerah ekstraseluler mendesak masuk, sehingga kadar kalsium meningkat secara drastis di dalam sinaps, menyebabkan suatu proses eksositosis. Pada proses ini banyak vesikel sinapsis mensekresikan asetilkolin ke dalam celah sinaps
ü  Molekul asetilkolin berdifusi melalui celah sinaps, berikatan dengan reseptor pascasinaps dan mengaktifkannya.
ü  Reseptor asetilkolin merupakan kanal ion yang diatur oleh ligan, terbuka untuk ion Na+ dan K+. Arus ion Na+ meningkatkan potensial diam sel-sel saraf atau sel-sel otot, sehingga kanal-2 tergantung pdtegangan terbuka yang dihasilkan suatu potensial aksi.
            Pada membrane terdapat sruktur  asimetri regional. Sebagian, seperti yang terdapat di tepi vilosa sel mukosa, hampir dapat dilihat secara makroskopis. Yang lain, seperti yang terdapat di taut celah (gap junction), taut erat (tight junction), dan sinaps, menempati bagian membran yang jauh lebih kecil, sehingga membentuk asimetri yang jauh lebih kecil. Membran mengandung protein integral dan perifer. Protein integral juga terdistribusi secara asimetris menembus lapisan ganda membran. Orientasi asimetrik ini, terbentuk sewaktu protein tersisip ke dalam lapisan ganda lipid. Protein perifer tidak berinteraksi langsung dengan inti hidrofobik fosfolipid di dalam lapisan ganda sehingga tidak memerlukan detergen untuk membebaskannya. Protein ini terikat secara lemah dengan bagian hidrofobik protein integral tertentu dengan dan gugus kepala fosfolipid serta dapat dibebaskan dengan pemberian larutan garam dengan kekuatan ionik yang tinggi.
Membran pasif memindahkan sejumlah molekul kecil melalui membran. Molekul dapat secara pasif menembus membran lapisan ganda lipid dengan mengikuti penurunan gradient elektro-kimiawi melalui proses difusi sederhana atau terfasilitasi (facilitated diffusion). Pergerakan spontan menuju keseimbangan ini berlawanan dengan transport aktif yang memerlukan energi karena proses ini merupakan pergerakkan melawan suatu gradient elektrokimiawi.
Pemindahan material dan informasi melalui membran.
1.      Pergerakkan molekul kecil melalui membran:
·         Difusi (pasif dan terfasilitasi)
·         Transpor aktif
2.      Pergerakan molekul besar melalui molekul membran
·         Endositosis
·         Eksositosis
3.      Transmisi sinyal melalui membrane
Reseptor permukaan sel
·         Tranduksi sinyal (mis. GlucagonàcaMP)
·         Internalisasi sinyal (disertai oleh endositosis, misalnya reseptor LDL)
Pergerakan ke reseptor intrasel ( hormone steroid; suatu bentuk difusi).
4.      Kontak dan Komunikasi antarsel.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian zat terlarut, misalnya gas dapat masuk ke dalam sel melalui difusi dengan mengikuti gradient elektrokimiawi melalui membran dan tidak memerlukan energi metabolik. Difusi pasif sederhana suatu zat terlarut melalui membran dibatasi oleh agitasi termal molekul spesifik tersebut, oleh gradien konsentrasi di kedua sisi membran, dan oleh kelarutan molekul yang bersangkutan. Elektrolit dengan densitas muatan besar memiliki selubung hidrasi yang lebih besar sehingga laju difusinya lebih lambat. Na+, contohnya, memiliki rapat muatan yang lebih besar dibandingkan dengan K+ terhidrasi cenderung bergerak lebih mudah untuk menembus membrane. Kanal ion adalah protein transmembran yang memungkinkan masuknya berbagai ion secara aktif.
            Membran alami mengandung kanal-kanal transmembran atau struktur mirip pori dan terdiri dari protein yang membentuk kanal ion selektif. Permeabilitas suatu kanal bergantung pada ukuran, tingkat hidrasi dan tingkat densitas muatan suatu ion. Kanal spesifik untuk Na+, K+, Ca2­­+, dan Cl-, telah berhasil diidentifikasi. Membran sel saraf memiliki kanal ion yang telah terbukti berperan dalam pembentukan potensial aksi. Aktivitas sebagian kanal ion ini dikontrol oleh neurotransmitter; oleh karena itu, aktivitasnya dapat diatur. Kanal ion terbuka secara transien sehingga “memiliki pintu/gerbang” (gated). Gerbang ini dapat dikontrol dengan membuka atau menutupnya. Pada kanal bergerbang ligan  (ligand-gated channel), suatu molekul spesifik berikatan dengan reseptor dan membuka kanal. Kanal bergerbang tegangan (voltage-gated channel) membuka (atau menutup) sebagai respon terhadap perubahan potensial membran. Ionfor adalah molekul yang berfungsi sebagai pengangkut ulang-alik membran bagi beragam ion. Mikroba tertentu menyintetis molekul organik kecil ionfor, yang berfungsi sebagai pengangkut ulang-alik untuk pergerakan ion menembus membran. Ionfor ini mengandung inti hidrofilik yang berikatan dengan ion spesifik dan dikelilingi oeh region hidrofobik perifer; susunan ini memungkinkan molekul larut secara efektif di membrane dan berdifusi menembus menbran. Ionfor lain seperti polipeptida gramisidin, yang telah banyak diteliti  membentuk kanal ion.
            Toksin mikroba, misalnya toksin difteri dan komponen komplemen serum yang telah aktif dapat menimbulkan lubang-lubang besar di membran sel sehingga makromolekul memiliki akses langsung ke lingkungan internal sel.
Membran plasma berperan dalam difusi terfasilitasi, transport aktif dan proses lain. Sistem transport dapat dijelaskan secara fungsional berdasarkan jumlah molekul yang dipindahkan dan arah perpindahan, atau berdasarkan perpindahan tersebut mandekati atau menjauhi arah keseimbangan. Sistem unipor (uniport), memindahkan satu jenis molekul ke dua arah.  Pada sistem kotransport, pemindahan suatu zat terlarut bergantung pada pemindahan stokiometrik (secara bersamaan atau berurutan) zat terlarut lain. Simpor (simport) memindahkan dua zat terlarut dalam arah yang sama. Sistem antipor (antiport) memindahkan dua molekul dalam arah yang berlawanan (mis: Na+ masuk dan Ca2+ keluar). Molekul yang tidak dapat menenembus sendiri lapisan ganda-lipid, akan dilakukan secara bersama-sama dengan molekul pembawa. Hal ini dilibatkan dalam suatu proses difusi terfasilitasi (facilitated diffusion) dalam transport aktif, serta system transport yang sangat spesifik. Difusi terfasilitasi dan transport aktif memiliki banyak kesamaan. Keduanya melibatkan protein pembawa, dan memperlihatkan spesifitas untuk ion, gula dan asam amino.
            Hal-hal yang sama diantara proses tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Terdapat tempat pengikatan spesifik bagi zat terlarut. 2. Pembawa dapat mengalami kejenuhan, sehingga memiliki laju transport maksimal (Vmax). Perbedaan utama adalah sebagai berikut: 1. Difusi terfasilitasi dapat terjadi di kedua arah, sementara transport aktifnya terjadi pada satu arah. 2. Transpor aktif selalu bekerja melawan gradient listrik atau kimia sehingga membutuhkan energi. Difusi terfasilitasi ini memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda dengan difusi sederhana. Laju difusi terfasilitasi, suatau sistem uniport, dapat mengalami kejenuhan, yaitu: jumlah tempat pengikatan yang terlibat dalam difusi zat terlarut. Spesifik tampak terbatas. Banyak sistem difusi terfasilitasi bersifat stereospesifik, tetapi seperti difusi sederhana, tidak memiliki energi. Difusi terfasilitasi dapat dijelaskan dengan mekanisme “ping-pong”. Dalam model ini, protein pembawa berada dalam dua konformasi/bentuk utama.
keadaan “ pong”, protein terpanjang dengan konsentrasi zat terlarut tinggi, dan molekul zat terlarut berikatan dengan zat pembawa. Transpor terjadi jika perubahan konformasi menyebabkan protein pembawa terpanjang oleh konsentrasi zat terlarut yang kebih rendah (keadaan “ping”). Proses ini bersifat reversible total, dan aliran netto yang menembus membran tergantung pada gradient konsentrasi. Laju zat terlarut memasuki sel malalui difusi terfasilitasi ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1. Gradien konsentrasi di kedua sisi membran. 2. Jumlah pembawa yang tersedia (ini adalah tahap control utama). 3. Kecepatan interaksi antara zat terlarut dan pembawa. 4. Kecepatan perubahan konformasi protein pembawa, baik dalam keadaan ‘terisi’ maupun ‘kosong’.
            Hormon mengatur difusi membrane yang terfasilitasi dengan mengubah jumlah pengangkut yang tersedia. Insulin meningkatkan transport glukosa  di lemak otot dengan merekrut transporter cadangan intrasel. Insulin juga meningkatkan transport asam amino di hati dan jaringan lain. Salah satu kerja terpadu hormone glukokortikoid adalah meningkatkan teranspor asam amino ke dalam hati, tempat asam amino kemudian berfungsi sebagai substrat untuk glukokoneogenesis. Hormon pertumbuhan meningkatkan transport asama amino di semua sel, dan estrogen melakukannya di uterus. Pada sel hewan, terdapat paling sedikit lima sistem pembawa yang berbeda untuk asam amino. Masing-masing sistem bersifat spesifik untuk satu kelompok asam amino yang baerikatan erat dan sebagian besar bekerja sebagai system Na+ simport.
v  Transfor Aktif
Proses transfor aktif berbeda dengan difusi, yaitu bahwa molekul diangkut menjauhi keseimbangan termodinamik ; oleh karena itu, dibutuhkan energi.  Energi dapat berasal dari hidrolisis ATPdari perpindahan elektron, atau dari cahaya. Pemeliharaan gragian elektro kimiwi dalam sistem sedemikian pentingnya sehingga pemeliharaan ini menghabiskan sekitar 30% dari pengeluaran energi total sebuah sel. Secara umum, sel mempertahankan Na+ inta sel yang rendah dan konsentrasi K+ intra sel yang tinggi, dengan potensial listrik netto negative dibagian dalam sel. Pompa yang mempertahankan gradian ini adalah suatu ATPase yang diaktifkan oleh Na+ dan K+. ATPase adalah suatu Protein Membran Integral dam memerlukan fosfolipid agar dapat beraktivitas.ATPase memiliki pusat-pusat katalisis bagi ATP dan Na+ disisi ekstra sel membran. Ouabain dan digitalis menghambat ATPase ini dengan cara berikatan dengan domain ATPase ekstra sel. Inhibisi ATPase oleh Ouabain dapat dilawan oleh K+ ekstra sel.
Membran yang membentuk permukaan sel neuron mempertahankan suatu asimetri voltase (tegangan) bagian luar serta bagian dalam (potensial listrik) dan mudah. Jika dirangsang secara tepat oleh suatu sinyal kimiawi yang diperantarai oleh suatu reseptor membran sinaps spesifik, pintu-pintu di membran terbuka, sehingga memungkinkan terjadinya influks cepat Na+ atau Ca2+ (dengan atau tanpa efluks K+) sehingga perbedaan voltase segera berkurang dan segmen membran yang bersangkutan mengalami depolarisasi. namun, berkat kerja pompa ion di membran, gradient listrik tersebut segera dipulihkan.
            Jika sejumlah besar area, membran mengalami depolarisasi dengan cara ini, gangguan elektrokimia ini akan menjalar seperti gelombang merambati membran, dan menghasilkan impuls saraf. Selubung mielin yang dibentuk oleh sel Schwann, membungkus serabut saraf, dan membentuk insulator listrik yang mengelilingi sebagian besar saraf dan sangat mempercepat penjalaran gelombang (sinyal), dengan membiarkan ion mengalir keluar-masuk membran hanya di bagian membran yang bebas dari insulasi. Membran mielin terdiri dari fosfolipid, kolesterol, protein, dan GSL. Protein di membran mielin relatif sedikit; Protein yang ada tampak berfungsi menyatukan berbagai lapisan-ganda membran untuk membentuk struktur insulator hidrofobik. Yang mempermeable terhadap ion dana air.




2.5  Aspek Perilaku
Manusia memilki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar, sehingga tak terhitungkan besarnya. Memori memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Jika kita lakukan aktivitas berpikir maupun menjalar, maka sebagian besar kita menggunakan fakta dari memori atau ingatan kita. Kita menggunakan konsep waktu dengan menghubung-hubungkan masa sekarang dengan masa lalu serta membuat perencanaan untuk masa datang. Oleh karena memori inilah manusia dapat dikatakan makhluk bersejarah. Artinya makhluk yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal yang terjadi saat kini saja, tetapi berkembang dalam sejarah masa lalunya yang masih dimilikinya dan sewaktu-waktu dapat dihidupkannya kembali. Yang terakhir inilah yang dikatakan memori.
Schlessinger dan Groves (1976:352) dalam Rakhmat, (2000: 62) mengatakan bahwa memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Telaah tentang memori banyak diberikan oleh ilmu psikologi terutama psikologi kognitif yang sebagian mengadaptasi dari bidang kajian informatika, terutama yang menerangkan proses pengolahan informasi Memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan dan pemanggilan. Perekaman (recording) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage), proses yang kedua adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Penyimpanan bisa aktif maupun pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi infromasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan (Mussen dan Rosenzweig, 1973:499 dalam Rakhmat, 2000: 63).
Menurut perspektif psikologi terutama psikologi kognitif bahwa memori atau ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya, oleh karena ada berbagai faktor yang mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain : kondisi jasmani misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan prestasi ingatan; faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun
 Faktor lain yang mempengaruhi daya kerja ingatan adalah emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwaperistiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi diabaikan saja.
Dalam karyanya tentang memori, Tony Buzan memgemukakan bahwa terdapat 12 teknik terkini yang khusus yang membantu memori kita dalam menggunakan asosiasi, gambaran atau lokasi (Buzan, 1996 6: 30-33) Bila kita menyusun huruf pertama dari ke 12 teknik tersebut maka dapat kita peroleh frasa :” SMASHIN SCOPE” atau dapat diartikan dengan kesempatan mendobrak pada pandangan moral memori kita. Ke 12 teknik tersebut adalah:
1. Synaesthesia/Sensuality (Sinestesia/Sensualitas). Sinestesia merujuk pada bauran yang dirasakan oleh indera. Pengingat terkenal “alami” pada umumnya, dan semua ahli mnemonik, mengembangkan kepekaan yang semakin tinggi dari setiap indera mereka, dan kemudian membaurkan yang dirasakan indera ini untuk menghasilkan ingatan yang meningkat. Dalam mengembangkan memori kita harus meningkatkan kepekaan dan melatih secara teratur :
a. Penglihatan
b. Pendengaran
c. Penciuman
d. Pencecapan
e. Perabaan
f. Kinestesia (kesadaran posisi dan gerakan dalam ruang)
2. Movement (gerakan). Dalam gambaran mnemonik apa pun, gerakan menambah rentang kemungkinan raksasa dari otak kita ‘menghubungkan’ dan oleh karena itu akan ingat. Kalau gambaran kita bergerak, maka buatlah menjadi gambar tiga dimensi.
3. Association (Asosiasi). Apapun yang ingin anda ingat, pastikan kita mengasosiasikan atau menghubungkan dengan sesuatu yang stabil dalam lingkungan mental kita
4. Sexuality (Seksualitas). Setiap manusia memiliki memori yang baik dalam bidang ini.
5. Humour (humor). Semakin aneh, tidak masuk akal, lucu dan tidak nyata yang kita buat, gambaran itu akan semakin mudah kita ingat.
6. Imagination (imajinasi). Imajinasi sangat baik untuk diterapkan dalam teknik
mengembangkan memori karena tidak ada batasan dalam imajinasi. Lain dengan pengetahuan yang sifatnya terbatas, imajinasi melampaui realitas yang sebenarnya. Dengan imajinasi ini kita dapat merangsang kemajuan serta melahirkan evolusi ilmu pengetahuan, seperti halnya yang dilakukan oleh Einstein.
7. Number (nomor). Memberi nomor menambah spesifikasi dan efisiensi pada prinsip susunan dan urutan.
8. Symbolism (Simbolisme). Menggantikan bayangan yang biasa atau membosankan dengan yang lebih berarti meningkatkan kemungkinan untuk mengingat
9. Colour (warna). Jika memadai dan memungkinkan, gunakan semua warna pelangi, untuk membuat ide berwarna-warni, sehingga mudah lebih diingat.
10. Order and/or Sequence (susunan dan atau urutan). Dalam kombinasi dengan
prinsip-prinsip yang lain, susunan dan/atau urutan memungkinkan jauh lebih banyak rujukan seketika, dan meningkatkan kemungkinan otak untuk ‘mengakses secara acak’
11. Positive Images (bayangan positif). Dalam bayangan yang seketika, positif dan menyenangkan adalah kondisi lebih baik untuk tujuan diingat, karena bayangan positif membuat otak ingat kembali ke bayangan itu. Bayangan negatif tertentu, walaupun menerapkan semua teknik di atas, dan walaupun bayangan itu sendiri mudah diingat, ada kemungkinann terhambat oleh otak karena otak merasa kemungkinan kembali ke bayangan seperti itu tidak menyenangkan.
12. Exaggeration (berlebih-lebihan). Dalam semua bayangan, buat ukuran, warna dan suara yang berlebihan.
v  Gangguan Proses Berpikir
Proses berfikir itu meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan serta penalaran. Proses berfikir yang normal mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyatan. Berbagai macam faktor mempengaruhi berpikir itu, umpanya faktor somatik ( gangguan otak, kelelahan ), faktor spikologik (gangguan emosi, spikosa), dan faktor sosial ( kegaduhan dan keadaan  yang lain) yang sangan mempengaruhi perhatian atau konsentrasi si individu.
Kita dapat membedakan tiga aspek prose berpikir, yaitu : Bentukan pikiran, arus pikiran dan isi pikiran, di tambah dengan pertimbangan.
1. Gangguan bentuk pikiran, dalam kategori ini termasuk semua penyimpanan dari pemikiran rasional, logik dan terarah kepada tujuan yaitu:
 a. Dereisme atau pikiran dereistik yaitu titik berat pada tidaknya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan.
 b. Pikiran otistik, menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah dari dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi.
 c. Bentuk pikiran yang non realistik adalah bentuk pikiran tang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.
2. Gangguan arus pikiran yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran, yang timbul dalam berbagai jenis adalah:
a.       Perseverasi
Yaitu berulang-ulang menceritakan suatu ide, pikiran atau tema secara berlebihan.
b.      Asosiasi longgar
Yaitu mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain
c.       Inkoherensi
Yaitu gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar di tangkap atau di ikuti maksudnya.
d.      Kecepatan bicara
Yaitu untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat.
e.       Benturan
Yaitu  jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah sebuah kalimat.
3. Gangguan isi pikiran yaitu dapat terjadi baik pada isi pikiran non-verbal, maupun pada isi pikiran yang diceritakan, antara lain:
a.       Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi.
b.      Fantasi
Isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau di inginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata.
c.       Fobi
Rasa takut yang irisional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat di hilangakan atau di tekan oleh pasien.
d.      Obsesi
Isi pikiran yang kukuh timbul, biarpun tidk di kehendakinya bahwa hal itu tidak wajar atau tidak mungkin.
e.       Pikiran rendah diri
Merendahkan, menghina dirinya sendiri, menyalahkan dirinya tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah di lakukannya.
4. Gangguan pertimbangan : ada hubungannya dengan keadaaan mental yang menghindari kenyataan yang menyakitkan.
Gangguan ini dapat timbul dalam keadaan sebagai berikut:
a.       Dalam hubungan keluarga
Umumnya tidak insaf bahwa tingkah lakunya mengganggu keluarganya.
b.      Dalam hubungan sosial
Merasa dirinya dirugikan atau di halang-halangi secara terus menerus
c.       Dalam pekerjaan
Harapan yang tidak realistik mengenai pekerjaannya.
d.      Dalam rancangan untuk kemudian hari
Tidak mempunyai rencana apapun tentang hari kedepan



















BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Defenisi memori
-          Memori adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Jadi adanya 3 unsur dalam aktivitas memori yakni menerima kesan-kesan, menyimpan dan memproduksi.
-          Memori pada manusia menunjukan adanya kemampuan menyimpan dan memanggil kembali sesuatu yang pernah di alaminya. Namun tidak semua yang pernah dialami akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan. Hal ini karena keterbatasan kemampuan memori
3.2  Memory Jangka Panjang (Long Term Memory)
-          Memori jangka panjang merupakan langkah selanjutnya dalam tahap perkembangan meskipun ada kemungkinan  informasi hilang dari memori jangka pendek
-          Ingatan jangka panjang diperkirakan terjadi karena di sinaps yang meningkatkan atau menekan hantaran sinyal . perubahan structural ini mencakup:
1.      Peningkatan jumlah tempat pembebasan vesikel sinaps
2.      Peningkatan jumlah vesikel sinaps
3.      Peningkatan jumlah terminal sinaps dan
4.      Penambahan bentuk dan jumlah dari atau tonjolan pasca sinaps
( Guyton
-          Infatite, ketidakmampuan mengingat kembali peristiwa-peristiwa di masa baik dan anak-anak awal yang biasa terjadi
-          Lacunar, kehilangan ingatan sebagian ; amnesia untuk peristiwa tertentu saja
-          Neurological, yang disebabkan oleh cedera atau penyakit sistem saraf
-          Pastconcussional, amnesia akibat geger otak
-          Posthypnotic, lupa terhadap subjek pengalaman selama dalam keadaan hipnotik
-          Post.traumatic, amnesia akibat geger otak atau trauma kepala lain
-          Retrograde, kemampuan mengingat peristiwa yang terjadi sebelum mulainya amnesia: hilangnya ingatan pada peristiwa yang lalu
-          Selective, hilangnya ingatan untuk sekelompok peristiwa terkait  tapi tidak untuk peristiwa yang terjadi dalam periode waktu yang sama
-          Transient global, episode hilang ingatan singkat, biasanya tidak berulang dan berlangsung beberapa jam tanpa gejala atau tanpa gangguan nerologik lainnya, penyebab biasanya tidak diketahui tetapi kadang merupakan serangan iskemik atau epileptic
( kamus kedokteran Dorland
3.3  Memory jangka pendek
-          Memory jangka pendek hanya menyimpan informasi yang terbatas jumlahnya untuk periode waktu yang singkat. Misalnya melihat nomor telepon dan menekannya namun kurang dari lima menit kemudian harus melihat nomor tersebut lagi supaya bisamenekan dengan tepat
-          Memory jangka pendek sering dilatih atau diuji dengan menggunakan eksperimen pengingatan dan penghafalan jalan angka. Jadi sebagian besar informasi yang disimpan dalam memory jangka pendek dalam bentuk angka. ( H.O
“Contoh tipikal ingatan jangka pendek adalah nomor telepon baru yang diingat selama bberapa detik atau menit ketika seseorang terus memikirkan nomor tersebut. Beberapa teori yang diajukan untuk menjelaskan dasar mekanisme ini kini sedang diteliti yaitu
1.      Jenis ingatan ini disebabkan oleh aktivitas saraf continyu dalam suatu sirkuit reverberating atau bolak-balik
2.      Ingatan ini terbentuk karena pengaktifan sinaps-sinaps pada terminal transinaps yang biasanya menyebabkan vasilitasi atau inhibisi berkepanjangan
3.      Akumulasi kalsium di terminal akson akhirnya dapat menyebabkan peningkatan sinyal sinaptik dari terminal tersebut
(guyton & hall, fisiologi kedokteran,hal,451)
3.4  Demensia
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang murtipel, termasuk di dalamnya daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension) berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai
-          Umumnya disertai dan ada kalanya diawali dengan kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial atau motivasi hidup. (Diagnosis gangguan jiwa, Dr. Rusdi Maslin. Hal 26
-          Demensia merupakan sindrom mental organik yang ditanda hilangnya kemampuan intelektual secara menyeluruh yang mencakup gangguan pengingat penilaian dan pemikiran abstrak demikian juga dengan pemikiran perilaku, tetapi tidak mencakup gangguan fungsional mental lainnya
3.5  Amnesia
Amnesia berasal dari bahasa yunani yaitu amnesia, kurang atau hilang ingatan, ketidakmampuan mengingat pengalaman yang lalu antograde gangguan ingatan untuk peristiwa yang terjadi setelah konsep amnesia, ketidakmampuan membentuk ingatan baru cf.retrograde
-          Circumseribed hilangnya ingatan peristiwa selama periode waktu tertentu yang terbatas, disebut juga localizet
-          Continuous, hilangnya ingatan terhadap seluruh peristiwa setelah waktu tertentu, yang berlanjut sampai sekarang dan termasuk waktu sekarang
-          Dissociative, suatu gangguan yang ditandai dengan hilangnya ingatan secara mendadak terhadap informasi perorangan yang penting biasanya amnesia selektif atau terbatas, jarangnya amnesia umum atau berlanjut dan bukan merupakan akibat efek langsung spikogenik atau kondisi medis umum, amnesia ini mungkin menyertai spikologi yang berat atau mungkin merupakan respon yang tidak disadari terhadap konflik internal atau situasi hidup yang tidak dapat di toleransi, hampir terjadi penyembuhan ingatan yang sempurna.
-          Episodic, adalah amnesia untuk episode tertentu atau bagian kecil dari suatu kejadian.
-          Generalized, hilangnya ingatan yang mencakup seluruh kehidupan seseorang
3.6  Gerak refleks
-          Merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan tejadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena  debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja.
-          Gerak refleks dapat di hambat oleh kemauan sadar misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu
-          Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur-struktur  sebagai berikut :
-           1. Organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit
2. serabut saraf sensorik yang mengantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel dalam ganglion radiks posterior, dan selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls-impuls itu menuju substansi kelabu pada kornu posterior medulla spinalis
-          serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu anterior medulla spinalis
-          Sel saraf motorik dalam kornu anterior medulla spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik
-          Organ motorik, yang melaksanakan gerakan yang di rangsang oleh impuls  saraf motorik
(Evelyn c.pearce, anatomi & fisiologi untuk paramedic,hal ; 292 )








DAFTAR PUSTAKA

Hall, E. John. 2010. Gayton dan Hall Buku Saku Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Leeson, RC. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC
Limited, CC. 1998. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC
Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. Bagian ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya,
Murray, RK, dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2004.Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar